Senin, 25 November 2013

STIFIn Bukan Sekedar Menambah Satu Lagi

INFO DAN LAYANAN TES STIFIn Makassar sekitarnya: 085.341.977.779

Jika dalam bab-bab awal tadi anda sudah menerima pemaparan mengenai keunggulan konsep STIFIn. Saatnya sekarang kita bicara lebih detail mengenai mesin kecerdasan. Coba kita cek apa Anda masih ingat, mesin kecerdasan ada berapa? Apa saja? Sebelumnya hanya ada empat mesin kecerdasan, sekarang sudah final ada lima mesin kecerdasan. Yang empat itu adalah..? Nah, yang terakhir itulah yang disebut Instinct (In). Sebenarnya bukan datang belakangan. Dari dulu sudah ada. Dari dulu tipe kecerdasaan ini sudah ada, cuma tidak atau belum terdeteksi, sehingga diakuinya belakangan. Kenapa begitu? Semua itu lebih karena orang dengan jenis kecerdassan seperti ini langka, dengan demikian jarang ditemukan. Dalam berbagai kesempatan tes dan berbagai training kami selalu menemui bahwa jumlah tipe Instinct selalu paling sedikit.
Bukan hanya itu. Tipe ini bisa membaur, beradaptasi, atau menyerupai tipe-tipe yang lain. Bisa dikatakan, ini tipe bunglon dalam pengertian positif. Apapun lingkungannya, dia bisa segera melebur, bergabung, dan beraktifitas. Hebat bukan? Tentu saja setiap kecerdasan memiliki kehebatannya masing-masing. STIFIn tidak mengenal apa yang disebut superioritas antar mesin kecerdasan. Masing-masing kita memiliki kehebatannya, pada saat yang sama juga memiliki kelemahannya. Tidak terkecuali si bunglon kita, ups.. maaf, maksudnya Instinct. 

Farid Poniman menemukan keberadaan dan eksistensi tipe Instinct ini setelah mengobservasi peserta training Kubik Leadership lebih dari 5 tahun dan secara khusus mengobservasi istrinya yang ternyata termasuk dalam kelompok yang kelima ini. Mereka memang tidak bisa digolongkan ke dalam 4 mesin kecerdasan yang ada.
Tipe Instinct ini mau dimasuk-masukkan ke kelompok yang lain tidak ada yang cocok; mau dibilang orangnya matre seperti Sensing, ternyata enggak. Dibilang ambisius kayak orang Thinking, pun tidak. Dikatakan suka pengetahuan kayak orang Intuition, enggak juga. Dibilang lebay layaknya orang Feeling, sama sekali jauh dari sifat itu. Tipe Instinct punya eksistensi sendiri yang berbeda dari keempatnya dengan ciri utamanya serba bisa tapi sekaligus serba tanggung. Ke- unggulan utama Instinct yang tidak dimiliki 4 mesin kecerdasan yang lain yaitu: kesediaan berkorban yang luar biasa. Inilah mereka...kita sambut kedatangan...juru damai... diantara kita (sambil menunjuk peserta yang kecerdasannya In)
Salah satu kelebihan konsep STIFIn dibandingkan konsep lain adalah bisa menunjukkan lokasi organ fisik otak secara tepat. Kita li- hat satu per satu. Kita mulai dari organ fisik tipe Instinct yang terletak di tengah otak. Jika dilihat bentuk organ fisiknya, otak tengah seperti bukan belahan otak tersendiri karena ia memanjang mulai dari kor- pus kalosum terus ke otak tengah (mid brain), pons, medulla, batang otak, serebelum, hingga sumsum tulang belakang (disebut juga me- dulla spinalis). Kurang lebih seperti batang yang menopang kepala dan menghubungkannya dengan badan. Korpus kalosum adalah serat syaraf terbesar yang menyangga dan menghubungkan antar otak besar, bahkan dengan serat syarafnya yang besar kerap disebut sebagai jantungnya otak. Korpus kalosum berbentuk seperti payung tunggal setengah melingkar bagi otak tengah sekaligus menjadi tempat bertumpu bagi seluruh belahan otak. Kemudian otak tengah yang terdiri dari dua batang yang menyatu itulah yang menjadi tiang dari korpus kalosum. Fungsi dari otak tengah untuk menyambung- kan talamus dan ganglia basal dengan seluruh belahan otak. Batang otak berfungsi vital untuk mengatur denyut jantung dan pernafasan. Maka, hati-hatilah memelihara batang otak. Medula berfungsi sebagai pusat gerakan dan jalur komunikasi otak ke seluruh tubuh. Sedangkan pons bertugas menjadi jalan tol untuk merelay sinyal antarotak. Organ otak yang terletak pada posisi paling bawah adalah serebelum yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh. Kemudian terusan batang otak yang memanjang hingga ke bawah adalah sumsum tulang belakang (medulla spinalis). Organ inilah yang membuat In memiliki reflek yang bagus, karena tugas sumsum sebagai serat syaraf terpanjang tersebut untuk menghubungkan otak dengan organ gerak di seluruh tubuh. Hal ini jugalah yang membuat In memiliki sifat temper, cepat marah, tapi cepat juga hilang tanpa ada dendam, lebih merupakan spontanitas, karena kerja dari sum- sum tadi. Tetapi pada batang otak milik orang Instinct ini yaitu di batang otak bagian atas (posisi leher atas) merupakan pengendali syaraf parasimpatik (satu diantara 2 jenis syaraf otonom), yang kami anggap sebagai syaraf pengendali unsur-unsur spiritualitas. Itulah mengapa ciri utama orang Instinct dapat disimpulkan sebagai; buas tapi shaleh.
Berbeda dengan otak tengah yang agak simpel, sistem limbik bisa dikatakan lebih kompleks. Sistem limbik inilah yang menjadi organ untuk tipe Sensing dan Feeling. Organ sistem limbik yang di sebelah kiri milik tipe Sensing, sedang yang di sebelah kanan milik tipe Feeling. Sistem limbik ini dipimpin oleh neokortek (cerebrum) bagian bawah yang disebut girus singuli. Girus ini terdiri dari dua belahan kanan dan kiri sekaligus juga memiliki dua lapisan --layaknya neokortek yang lain-- yang berwarna abu-abu (luar) dan putih (dalam). Sistem limbik yang komplek itu dibangun dari hasil kerjasama girus singuli bersama pendukungnya yaitu: ventrikel lateral, ganglia basal, putamen, amigdala, hipokampus, thalamus, hipotalamus, dan kelenjar hipofisis. Sistem limbik ini terpisah atas- bawah oleh korpus kalosum. Posisi girus singuli di atas payung korpus kalosum sedangkan seluruh pendukungnya ada di bawah payung korpus kalosum. Masing-masing organ dalam sistem limbik memiliki fungsi sendiri-sendiri; ventrikel lateral sebagai rongga cairan otak; ganglia basal sebagai pengintegrasi gerakan; hipokampus sebagai pembentukan memori jangka panjang; amigdala sebagai pusat emosi; thalamus sebagai pusat pengaturan fungsi inderawi; hypothalamus sebagai pengendali homeostasis (suhu, lapar, haus, bau, takut, dan sex); dan kelenjar hipofisis sebagai produsen hormon- hormon yang diperlukan tubuh.
Sekarang kita bicara belahan otak untuk Thinking dan Intu- ition. Kedua kecerdasan ini berada di neokortek (cerebrum) dengan pembagian sebagai berikut: belahan neokortek kiri untuk Thinking dan belahan neokortek kanan untuk Intuition. Neokortek terdiri dari empat lobus, yaitu: Lobus Frontal (fungsi intelektual), Lobus Parietal (pusat kesadaran sensorik dan asosiasi), Lobus Oksipital (fungsi interpretasi visi), dan Lobus Temporal (fungsi memori dan audi- tori). Masing-masing neokortek, baik yang kiri dan kanan, memiliki keempat-empat lobus. 

STIFIn Sebagai Alat Tes

INFO DAN LAYANAN TES STIFIn Makassar sekitarnya: 085.341.977.779

Setelah menjelaskan konsep, disini ini kita akan bicara tentang STIFIn sebagai alat tes. STIFIn sebagai alat tes diturunkan dari konsep STIFIn. Perlu diperhatikan baik-baik, STIFIn sebagai alat tes hanya menjawab dua pertanyaan saja, tidak lebih dan tidak kurang:
  1. Dimana letak belahan otak dominan? 
  2. Pada belahan otak yang dominan tersebut dimana lapisan otak yang dominan? 

Setelah dua pertanyaan itu terjawab, terkuaklah jutaan informasi yang bisa dibahas dengan pendekatan berbagai teori tentang manusia. Hal ini sekadar untuk menunjukkan bahwa hasil tes STIFIn bukanlah ramalan, apalagi tebak-tebakan. STIFIn jauh dari semua bid’ah ilmu pengetahuan itu. Meski begitu, para ilmuwan psikologi arus utama, (harus disebut arus utama karena ada juga sebagian psikolog yang tidak seperti ini), masih belum bersedia menerima dan mengakui alat tes di luar yang dipakai selama ini, pencil and paper dan alat ukur ilmiah lainnya, yang sesungguhnya berkecenderungan hanya memotret fenotip. Mereka dinilai melanggar kode etik jika mengakui tes di luar alat test yang dipakai selama ini. Karenanya kita, STIFIn, ketimbang membuang–buang waktu berdiskusi mengenai alat tes yang bisa berubah menjadi diskusi warung kopi alias debat kusir, tinggalkan saja diskusi tentang alat tes, dan ajak para ilmuwan psikologi untuk berdiskusi mengenai konsep STIFIn, supaya produktif.


Ok..kita tinggalkan ilmuwan psikologi sebentar. Kita lihat cara kerja alat tes STIFIn. Sepuluh jari Anda di-scan. Data guratan atau sidik jari Anda diolah oleh aplikasi komputer untuk menentukan be- lahan dan lapisan otak dominan. Setelah mengetahui belahan dan lapisan otak dominan, kemudian diketahuilah jenis kecerdasan Anda, salah satu diantara 5 mesin kecerdasan dan salah satu diantara 9 personaliti genetik. Pertanyaan intinya yang selalu ditanyakan setiap orang adalah apa hubungan antara guratan sidik jari dengan otak. Mari kita urai satu persatu, supaya paham duduk soalnya.

Pertama, dan terutama, tidak ada guratan atau sidik jari yang sama antara manusia yang satu dengan yang lain diantara miliaran orang penduduk bumi, baik orang pada jaman dulu, jaman sekarang, dan jaman yang akan datang. Bukan saja sudah menjadi rahasia umum tapi juga sudah dibuktikan oleh banyak penelitian. Setiap manusia lahir ke dunia dalam keadaan sidik jari yang unik, tidak akan sama dengan orang lain. FBI di USA atau INAFIS di Indonesia telah punya rumus baku bagaimana mengidentifikasi jenis sidik jari seseorang. Kami di sini mengartikan bahwa jika sidik jari setiap manusia unik, maka komposisi otak setiap manusia dengan sendirinya juga unik. Sidik jari merupakan wajah sistem syaraf, dimana otak adalah pengendali sistem syaraf di seluruh tubuh sehingga sidik jari dengan sendirinya terhubung dengan otak secara langsung.

Kedua, jumlah garis pada setiap jari mencerminkan kapasitas bagian otak tertentu. Dengan menggunakan metode Ridge Counting, jumlah garis yang ada diantara delta dan core sidik jari pada setiap jari dapat diketahui. Dari hasil penghitungan itu yang berupa jumlah garis di setiap jari dapat disimpulkan ukuran otak masing-masing bagian. Hasil ridge counting inilah yang kira-kira sama dengan hasil analisis bentuk kepala kita. Jika jumlah garis yang paling banyak adalah pada jari yang terhubung dengan otak kiri atas, maka kapasitas (ingat sekali lagi kapasitas) paling besar adalah bagian otak yang pandai belajar logika dan matematika. Perlu Anda ketahui metode inilah yang dipakai oleh semua tes sidik jari yang ada saat ini, tentu saja selain STIFIn. Masalahnya, sistem operasi otak, bisa saja dikendalikan oleh bagian otak yang ukuran atau kapasitasnya lebih kecil. Karena itu harus ada cara lain yang bisa menghubungkan sidik jari dengan sistem operasi otak. Metode identifikasi ala INAFIS atau metode ridge counting ala tes sidik jari yang lain ternyata tidak bisa melakukan fungsi ini. Disinilah, kekuatan STIFIn, selangkah di depan, karena menemukan metode baru menganalisis sidik jari yang dikorelasikan langsung dengan sistem operasi otak.

Ketiga, kadar sistem operasi otak dapat diestimasi di setiap jari. Jadi pada jari tertentu yang memiliki kadar sistem operasi paling kuat langsung terpetakan jenis mesin kecerdasannya dan personaliti genetiknya sesuai dengan belahan dan lapisan otak pasangan jari tersebut. Bagaimana jika ada jari yang putus atau tidak lengkap? Apakah masih bisa diketahui kecerdasannya? Sepanjang tidak semua jarinya putus, orang yang tidak lengkap jarinya itu sesungguhnya masih bisa ikut tes namun tidak kami layani karena kerap disalahgunakan oleh peserta tes yang jarinya komplit. Caranya, kita dapat petakan kecerdasannya dari jari yang paling lemah kadar sistem operasinya. Kok bisa? Sederhana, karena setiap jari punya pasangan: yang lemah berpasangan dengan yang kuat. Jadi jika jari yang masih ada itu ternyata yang kuat kadar sistem operasinya, maka tentu dengan sendirinya yang putus tadi adalah yang lemah kadarnya. Begitu pula sebaliknya. Dari situlah sistem operasi dominan akan terpetakan. Tapi semakin lengkap jarinya, tentu saja semakin baik hasil analisisnya. Kalau Anda bertanya bagaimana formula mengukur sistem operasi tentu saja menjadi rahasia dapur kami. Sedangkan jari yang mana yang berkait dengan bagian otak yang mana akan dijelaskan lebih rinci pada sesi 3 nanti.

Sebagaimana sifat teknologi yang terus berkembang mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan, alat test STIFIn tentu saja memiliki peluang untuk diperbaiki. Bahkan mungkin suatu saat diganti dengan alat tes yang mengikuti perkembangan teknologi terbaru yang terus bergerak ke depan. Jika sekarang berdasarkan sidik jari, bukan tidak mungkin kelak menggunakan jenis tes biometrik lain yang lebih lengkap, katakanlah kornea mata, atau bahkan lebih jauh lagi meng- gunakan tes DNA ketika pada suatu saat uji klinis DNA nanti sudah bisa dimassalkan dengan harga yang murah.


Tingkat akurasi test STIFIn 


Bagiamana sih kehandalan alat tes STIFIn? Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh lembaga independen, dari 352 orang yang melakukan tes ulang, satu bulan setelah tes sebelumnya, hanya 3 orang yang hasilnya berubah. Dengan demikian akurasinya di atas 95%. Sedangkan berdasarkan data dari STIFIn sendiri, sebagian besar dari 60 ribu orang lebih yang sudah melakukan tes STIFIn mengaku bahwa apa yang ditampilkan dari hasil tes itu menjelaskan secara sempurna apa yang mereka rasakan selama ini. Tidak kurang 95% dari mereka yang sudah menggunakan alat test STIFIn itu menyatakan ekspresi mereka setelah tes sebagai, “gua banget” atau “kok bisa pas sih” atau “jadi malu aku seperti ditelanjangi” atau “kok bisa ya?” dan berbagai komentar senada lainnya. Maka, meski alat tes ini memiliki ruang untuk diperbaiki, namun akurasinya saat ini sudah mapan di atas 95%. Dalam riset ilmu sosial ini adalah sebuah angka yang fantastis.
Tes STIFIn ini mengukur unsur genetik seseorang, sesuatu yang dibawa lahir dan tidak berubah sepanjang hayat. Sedangkan alat seperti pencil and paper test seringkali hanya bisa mengukur fenotip seseorang, sesuatu yang tampak secara lahiriah ketika tes sedang di- laksanakan. Itu sama artinya dengan tampilan yang berubah sesuai dengan kondisi lingkungan. Ahli kedokteran olahraga dari University of London, Nicola Maffulli, mengatakan faktor gen menemukan 30-60 persen keberhasilan latihan fisik orang biasa. Pada atlet, gen menentu- kan keberhasilan hingga 83 persen. Sedang menurut Stephen Roth ahli genetika dari University of Maryland di Baltimore, 80 persen kemam- puan fisik ditentukan oleh gen bukan oleh latihan (Koran Tempo 2 Agustus 2012 halaman A12).
Rumus Fenotip 100% = Genetik 20% + Lingkungan 80% ini membuat tak sedikit manusia galau dan tak kurang pula banyaknya yang lebay. Mereka galau karena sudah mempercayakan nasibnya pada fenotip 100%, namun tetap tidak mencapai performa tertingginya: SuksesMulia. Sebaliknya, mereka menjadi lebay karena sudah terlanjur percaya berlebihan pada konsep bahwa lingkunganlah yang paling berperan dan bukan pada potensi bawaan, tapi tak mendapatkan apa yang mereka harapkan. Ya, rumus itu benar belaka. Lingkunganlah yang menempati porsi terbesar dalam pengembangan diri. Tapi, genetik yang meski porsinya hanya sekitar 20 persen tapi sangat menentukan. Ini mirip seperti; Hukum Dari Yang Sedikit (law of the vital few) dimana yang sedikitlah yang dominan atau penentu. Jadi, mereka yang berpegang teguh kepada genetik 20% - lah yang kemudian merasa bahagia dan senang dalam menjalani hidupnya. Terlebih jika berada atau dia ciptakan lingkungan yang mendukung pengembangan genetiknya tadi. Sempurnalah hidupnya. Pelajaran penting dari pengetahuan tadi adalah: temukanlah genetik Anda. Bagi yang percaya pengaruh genetik hanya 20 persen atau bahkan yang percaya hingga 80 persen, hanya pintu genetiklah yang lebih memastikan kesukses-muliaan Anda.
Tuhan memberi resep kepada manusia untuk bersyukur dengan ilmu yang betul. Apabila ilmu yang dipakai salah atau tidak tepat, maka tujuannya tidak akan tercapai, setidak-tidaknya jalan menuju tujuan akan panjang dan penuh kelokan. Jadi, pakailah ilmu yang benar untuk menemukan ‘karpet-merah’, yakni jalan yang tepat, cepat, murah, dan menyenangkan. Semua manusia, dalam keadaan apapun atau dalam kondisi apapun, memiliki jalan suksesnya sendiri- sendiri semudah dan semeriah menjalani ‘karpet-merah’nya. Itulah surga dunianya. “Barangsiapa tidak menemukan surga dunianya, maka ia tidak akan memasuki surga akhirat-Nya” kata Ibnu Taimiyah. Konsep STIFIn diniatkan sebagai amal kifayah untuk memudahkan manusia menemukan jalan SuksesMulianya. Sebagaimana seruan yang disebut 4 kali dalam Al Quran....i’maluu ‘alaa makaanatikum... atau berbuatlah sesuai dengan keberadaan-terbaikmu. Konsep STIFIn diharapkan menjadi bagian dari pencerahan agar manusia mampu menjalani keberadaan-terbaiknya. Siapa saja!
Pada akhirnya, fakta keseharian berbicara bahwa lebih mudah menggunakan pendekatan ala STIFIn, yaitu: sistem operasi dominan disyukuri dan diberi investasi yang besar, sedangkan kecerdasan yang bukan sistem operasi dibiarkan berkembang secara alamiah dan dijalankan penuh sabar. Kombinasi mensyukuri kelebihan dan bersabar dengan kelemahan menggunakan ilmu yang betul, yang akan membuat kita semua selamat sampai di tempat terbaik...dan... terindah. SuksesMulia. 

Teori Sirkulasi STIFIn

INFO DAN LAYANAN TES STIFIn Makassar sekitarnya: 085.341.977.779

Hal lain yang menarik dalam konsep STIFIn adalah adanya pola hubungan antar kecerdasan yang tergambar dalam hubungan segilima sesuaidenganTeori Sirkulasi STIFIn. Seperti apakah itu?Lima mesin kecerdasan membentuk sebuah mata rantai segilima mengikuti jari-jari tangan kanan yang dimulai dari ibu jari hingga kelingking, bukan mengikuti urutan akronim STIFIn melainkan menggunakan urutan akronim STInIF (sesuai posisi jari tangan), sebagai sebuah aliran sirkulasi yang saling mendukung. Tipe S yang rajin mendukung tipe T yang sistematis. Tipe T yang terarah mendukung tipe In yang mengalir. Tipe In yang cepat tanggap mendukung tipe I yang banyak ide. Tipe I yang konseptor mendukung tipe F yang visioner. Tipe F yang pandai memberi semangat mendukung tipe S yang tahan banting.

Selain hubungan saling mendukung, lima MK juga dapat membentuk hubungan bintang lima sudut yang hubungannya saling menaklukkan. Masih memakai pola jari tangan kanan dengan melompati satu mesin kecerdasan: Tipe S yang berstamina mengalahkan tipe In yang nanggung, Tipe In yang responsif mengalahkan tipe F yang banyak omong. Tipe F yang empatik mengalahkan tipe T yang formal berjarak. Tipe T yang memiliki kekuatan arah mengalahkan tipe I yang telalu banyak alternatif. Tipe I yang kreatif mengalahkan tipe S yang peniru.

Dengan mengetahui hubungan saling mendukung dan hubungan saling mengalahkan kita dapat membuat peta hubungan sosial: ideal atau tidak. Perhatikan ini: Suami T memilik istri S. Apakah ini hubungan rumah tangga yang ideal? Berdasarkan hubungan segi lima tadi, S mendukung T, sehingga hubungan suami istri ini bisa dikatakan bagus. Sebaliknya apa yang terjadi jika seorang pria T beristrikan wanita F? Berdasarkan pola saling menaklukkan, sang istri yang F akan menaklukkan suaminya, jadi bisa dikatakan ini hubungan tidak ideal. Bagaimanapun, suamilah yang seharusnya menaklukkan atau didukung, bukan sebaliknya.

Khusus dalam hal mencari pasangan ada dua JANGAN yang harus dihindari: jangan setipe MK-nya (apalagi PG nya) dan jangan tipe istri mengalahkan tipe suami. Untuk yang disebut pertama alasannya karena jika sama MK dan PG-nya sama akan membuat tidak terjadi sirkulasi, sementara untuk yang disebut terakhir karena sirkulasinya melawan arus sehingga suami akan kelelahan karena suami harus mengeluarkan paling tidak dua kali lipat energi untuk bisa sukses. Energi sang suami selain harus mengurus dirinya harus sukses, juga harus berenang melawan arus untuk bisa menundukkan istrinya di rumah.

Sedangkan prinsip dalam mencari tangan kanan, guru, coach (pelatih), tutor, atau pendukung setia juga hampir sama yakni haruslah yang mendukung atau mundur selangkah (bayangkan segi lima tadi). Lihat contoh ini: tangan kanan tipe S adalah tipe F.
Tapi prinsip itu tidak belaku jika yang kita cari adalah mentor. Seorang mentor haruslah yang berwibawa atau disegani, dan karenanya haruslah yang menundukkan atau mengalahkan kita. Anda tentu tidak mau mentor Anda kalah pamor dari Anda sendiri bukan. Jadi, kalau memakai prinsip mundur menentang arah jarum jam, maka jika seorang S mencari mentor haruslah I. Sedangkan tipe I mencari mentor yang tipe apa?...Benar...Anda benar..tipenya T. Begitu seterusnya (bayangkan bintang lima sudut).

Tentu semua sudah pernah mendengar apa itu cinta segitiga? Atau jangan-jangan ada yang pernah merasakannya? Tapi tak apa kalau dijelaskan lagi. Cinta segi-tiga adalah posisi dimana cinta seseorang, bisa pria pun bisa wanita, bertepuk sebelah tangan karena yang dicintainya, justru takluk kepada orang lain. Contohnya ini: F jatuh cinta pada I, tidak tahunya yang I bertekuk lutut pada T. Kenapa bisa terjadi? Penjelasan karena sekalipun I (wanita) dibutuhkan oleh F (pria), tetapi kecerdasan I dikalahkan atau ditaklukkan oleh kecerdasan T (pria).

Masalah dalam perkawinan bisa terjadi karena adanya orang lain yang menciptakan suasana berbeda, sekalipun kecerdasannya sudah ideal. Simak baik-baik masalah rumah tangga yang terjadi pada artis ini: KD yang S, memiliki suami AH yang T. Dari sisi hubungan, mereka sudah ideal, sang istri mendukung sang suami. Ditengah jalan, di saat KD merasa lelah secara batin mendukung AH muncul pria lain, RL, yang memanjakannya. Akhirnya KD melepaskan AH dan kawin dengan RL, meski dilihat dari sudut pandang manapun AH bukan bandingan RL. Tongkrongan AH jauh lebih bagus. Moral dari cerita ini adalah sekalipun kecerdasan pasangan kita, dalam hal ini istri atau pacar, sudah mendukung tapi hati-hati, jangan terlena dan merasa sudah seharusnya pasangan kita seperti itu, mendukung terus. Bisa kandas percintaan kita.

Saat ini, dunia kedokteran sudah sangat mempertimbangkan teori sirkulasi ini. Jika kondisi S bertegangan tinggi maka obatnya diberi jenis T, tapi jika kondisi S lemah maka obatnya diberi jenis F yang mensuplai energi dukungannya, dst. Teori Sirkulasi STIFIn ini bisa diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan. Sekali lagi, inilah yang disebut palugada, apa lu mau gua ada.
Baiklah....kita sampai di ujung sesi ini. Sekali lagi, terlihat dengan nyata sekali, setiap mesin kecerdasan memiliki jalan suksesnya sendiri-sendiri. Orang Sensing melewati jalur kaya, orang T melewati jalur berkuasa, orang I melewati jalur pengusaha, orang F melewati jalur kepemimpinan, orang In melewati jalur altruisme. Mereka semua akan berada di puncak tertingginya jika bersedia menjalani kunci sukses masing-masing. Tipe S harus meningkatkan frekuensi, tipe T menetapkan prioritas, tipe I memperbaiki kualitas kerjanya, tipe F dimulai dari berhasil memimpin dirinya sendiri, dan tipe In menolong orang lain. Insyaallah SuksesMulia di tangan anda. Amin.


Karakter Mesin Kecerdasan

 INFO DAN LAYANAN TES STIFIn Makassar sekitarnya: 085.341.977.779

Setelah mengetahui letak masing-masing mesin kecerdasan (MK), kini giliran kita akan melihat karakter dari masing-masing MK tersebut. [Perlu diingat jika berbicara jenis kecerdasan, satuannya intel- ligences, jadi lengkapnya menjadi Sensing Intelligences, Thinking Intel- ligences dan seterusnya. Akan halnya satuan Personaliti Genetik (PG) adalah quotients
Sensing memiliki kecerdasan inderawi,Thinking memiliki kecerdasan berpikir,Intuition memiliki kecerdasan indera ke enam, 
Feeling memiliki kecerdasan perasaan, danInstinct memiliki kecerdasan indera ke tujuh. 

Uraiannya adalah sebagai berikut:
Kecerdasan S mengandalkan pancaindranya sehingga orang S cenderung praktis, konkrit, dan jangka pendek, sesuai dengan jangkauan panca inderanya.
Kecerdasan T mengandalkan pikiran logisnya, hal mana mem- buat orang T objektif, adil, dan efektif.
Kecerdasan I mengandalkan indera keenamnya dalam mengam- bil keputusan yang berarti jauh terproyeksi ke depan, menjadikannya orang yang sangat optimistis, jangka panjang, dan terkonsep.
Kecerdasan F selalu merujuk kepada perasaannya yang mem- buat orangnya bertenggang rasa, bijak, dan memimpin.
Sementara In selalu merujuk kepada indera ketujuh jika akan mengambil keputusan, menjadikan orang In spontan, pragmatis, dan rela berkorban.

Ada tiga istilah indera dalam penjelasan pada lima MK tadi masing-masing: panca indera, indera keenam dan indera ketujuh. Apa perbedaannya? Agar tidak salah pengertian, kita perlu bahas lebih rinci. Perhatikan contoh ini: dirut jenis S (mengandalkan keputusan- nya pada panca indera) tidak mau menaikkan targetnya tahun depan karena, menurut penglihatan panca inderanya, daya beli pasar menurun. Sebaliknya dirut jenis I mengambil keputusan yang lebih optimistis karena hasil proyeksi indera keenamnya (diproses melalui penggunaan otak kanan) meyakini kondisi pasar tahun depan justru akan normal kembali bahkan lebih baik. Tapi dirut jenis In yang mendapat pengetahuan begitu saja tanpa proses berpikir dari indera ketujuhnya memilih menurunkan targetnya karena menilai pasar ta- hun depan justru melemah dari tahun ini. Kira-kira kurang lebih be- gitulah perbedaan ketiga indera tadi di mana panca indera berdasar fakta, indera keenam yang memproyeksi ke depan, dan indera ketujuh yang mengandalkan naluri (atau firasat).


Atau bisa juga diibaratkan seperti ini: 
S seperti kamera
I ibarat detektif dan
In layaknya naluri hewan.

Sekarang kita lihat 5 MK berdasarkan Konsep Triune Brain (Paul MacLean).

Menurut neurosaintis McLean otak manusia terdiri atas otak insani, otak mamalia, dan otak reptilia. Berdasarkan konsep ini, otak insani menempati posisi teratas dalam evolusi otak manusia. STIFIn sendiri berpendapat bahwa penyebutan otak insani yang menge- sankan bahwa otak ini yang paling berbudaya dan paling tinggi kelasnya dibanding yang lain adalah keliru. Kami tidak sependapat dengan konsep ini. Seperti yang sudah dijelaskan pada sesi sebe- lumnya, setiap kecerdasan memiliki keunggulannya sendiri-sendiri. Tapi kita di sini tidak datang untuk mendebat konsep strata otak McLean.

Otak insani ditempati oleh kecerdasan T dan I. Mereka dengan kecerdasan T dan I memiliki kelas tersendiri karena keduanya memi- liki kesamaan dalam hal intelektualitas. Keduanya sama-sama jago dalam mengatur strategi, tidak mudah didikte, punya prinsip dan pola tersendiri, serta sama-sama keras kepala mempertahankan prinsipnya.
Sedangkan kotak S dan F berada pada strata otak mamalia. Mamalia jenis S berarti tukang makan, sedang mamalia jenis F berarti tukang kawin dan beranak. S dan F adalah sama-sama orang ‘lapangan’, lapangan rumput seperti mamalia. Mereka sama-sama eksekutor yang lebih menguasai arena kerja. Mereka sama-sama lebih tahan banting dibanding mereka yang memiliki otak insani. Orang S menguasai keterampilan teknis operasional, sedangkan orang F mahir dalam menggerakkan orang. Lihat, tipe ini tidak lebih buruk atau tidak lebih rendah kelasnya bukan, meski otaknya adalah otak mamalia.
Strata terendah dalam konsep MacLean adalah otak reptilia yang dimiliki kecerdasan In. Reptil digambarkan sebagai buas, ber- badan besar, tapi otaknya kecil sehingga gampang punah. Seperti halnya reptil, orang In merespon sangat cepat bahkan cenderung spontan apa saja dari lingkungannya. Tidak berpikir panjang, lugu,dan cenderung naif. Keunggulan otak reptilia ini adalah spiritualitas- nya yang tinggi, suka menolong dan berkorban demi kepentingan yang lebih besar. Jadi, sekalipun otaknya, menurut strata McLean, lebih rendah dari otak lain tapi ternyata dialah yang paling memiliki spritualitas tinggi. Jadi masing-masing memiliki kekuatan dan kele- mahan bukan?
Coba perhatikan ini:
T yang logis dan objektif, cenderung raja tega.
I yang kreatif dan konseptor, cenderung a-sosial.
S yang dianggap suka bersenang-senang, rajin dan ulet.
F yang, upss.., dianggap mata keranjang, eh... malah sangat pandai berempati serta memahami perasaan orang lain.
In yang buas memiliki kesalehan tinggi.
Pendek kata, pada setiap MK yang memiliki kelebihan pasti akan selalu diikuti kelemahan pada sisi yang lain sebagai satu paket yang harus diterima sebagai fitrah kesejatian yang sejajar. Kesimpu- lannya, STIFIn mendudukkan tiga strata MacLean sebagai sederajat, bukan sebagai strata yang bertingkat.
Roger Sperry pemenang hadiah Nobel pada tahun 1981 mem- perkenalkan pendekatan otak berdasarkan kuadran, yakni kuadran kanan dan kuadran kiri. Sekarang masih banyak yang beranggapan bahwa otak pada kuadran kanan lebih bagus dan lebih hebat dari yang kiri. Otak kanan dianggap kreatif, fungsional, meruang, fleksi- bel, lebih manusiawi, sehingga dianggap lebih hebat. Banyak buku dan seminar yang diselenggarakan mengenai kehebatan kuadran otak kanan ini. Sebaliknya otak kuadran kiri dinilai cenderung kaku, terkotak-kotak, mementingkan disiplin, membosankan, menjadikan orang ibarat robot. Kami berpendapat pendekatan ini ketinggalan jaman. STIFIn, seperti sudah kami katakan berkali-kali, menganggap bahwa pendekatan otak kuadran kanan dan kuadran kiri memiliki kesetaraan dengan kelebihan dan kelemahan masing-masing. Orang kanan yang pandai merancang tidak akan maju jika tidak ada orang kiri yang mengerjakannya.
Kemudian salah satu teori turunan dari konsep STIFIn yaitu ten- tang Diagonal Produksi dan Diagonal Organisasi.
Kedua diagonal itu menguraikan kesamaan antara dua kecer- dasan yang sebenarnya saling bertolak belakang. Diagonal Produksi merupakan persamaan sifat dari kecerdasan S dan I yang sesungguhnya berbeda layaknya bumi dan langit.
S sangat membumi, sedang tipe I sangat melangit.
S jangka pendek dan ‘rabun jauh’, sebaliknya I jangka pan- jang dan ‘rabun dekat’.
Tapi dibalik perbedaan yang sangat tajam itu terdapat persamaan yang juga amat mirip. S dan I sama-sama menyukai terlibat da- lam aktivitas produksi, meski dengan cara yang berbeda.
S membuat, I mencipta. S peniru, I kreator.
Diagonal Organisasi merupakan persamaan sifat dari kecerdasan T dan F. Sesungguhnya T yang raja tega dengan F yang malas mikir berbeda secara diametral seperti arah mata angin: utara dan selatan. Utara lebih dingin, Selatan lebih hangat.
Orang T lebih dingin dan berjarak dengan orang, F lebih hangat dan lebih dekat dengan orang.
Orang T menggunakan kepala, orang F menggunakan hati.
Namun diantara perbedaan yang sangat telak tersebut antara T dan F memiliki persamaan yaitu sama-sama suka mengorganisasi- kan.
Orang T mengorganisasikan dengan kepala dalam bentuk managerialship. T manager
Orang F mengorganisasikan dengan hati dalam bentuk leadership. F leader
Anda pasti bisa melihat perbedaan antara seorang manager dengan seorang pemimpin kan? Manager mementingkan proses dan hasil, pemimpin mementingkan manusia dengan emosinya.
Mengapa STIFIn mengkritisi MBTI karena, antara lain, teori di- agonal ini. Berdasarkan teori diagonal ini sebenarnya tidak perlu ada tret/sifat Judging dan Perceiving pada MBTI. Karena Judging itu merupakan sifat utama dari diagonal organisasi dan Perceiving merupakan sifat utama dari diagonal produksi. Artinya Judging dan Perceiving tidak memiliki organ fisik tersendiri, melainkan sekedar persamaan sifat dalam diagonal.
Untuk memahami lebih dalam lagi tentang karakter masing- masing MK mari kita akan lihat sifat paradoks di dalam masing- masing MK.
S tahan banting tapi manja. Tipe S jika berjerih payah mengeluarkan keringat hingga banting tulang sekalipun, maka rasa penat dan rasa sakitnyapun cenderung berhenti di urusan fisik semata, tidak sampai dibawa ke urusan psikis atau hati. Namun di balik kekuatan banting tulangnya ini tipe S merasa perlu didukung orang lain. Ia membutuhkan seperangkat sumberdaya dan dukungan konkrit untuk mudah menjalankan tugasnya. Pada bagian inilah orang S kelihatan manjanya dan kurang mandiri.
Tipe T adalah mesin profit yang mahir tapi suka terjebak pada hal-hal sepele. Alasan kenapa tipe T bisa diandalkaan jadi pencari keuntungan karena kemandirian dan sistematikanya dalam bekerja. Namun ketika ada tuntutan untuk berpikir besar, tipe T malah menghabiskan energinya pada hal-hal kecil yang remeh-temeh, tidak esensial, teknis, padahal seharusnya ia bicara hal strategis.
Tipe I adalah reformis atau pembaharu tapi kurang sadar musuh. Tipe I berjiwa pengusaha dan menyukai perubahan, karena itu ia selalu melihat peluang untuk melakukan perubahan untuk mengimplementasikan konsepnya. Namun terkadang apa yang akan direformasi selangkah lebih cepat dari jamannya atau keinginan banyak pihak. Hal ini membuat orang I sudah melangkah jauh di depan, sementara orang lain tertinggal di belakang. Tipe I tidak memiliki interes untuk membangun platform. Baginya yang penting adalah memperjuangkan ide. Menurutnya ide adalah jalan terbaik untuk melangkah. Hal inilah yang membuat ia tidak sadar bahwa orang lain yang tidak terbawa atau tidak bisa mengikuti kecepatannya menjadi musuhnya. Mereka kecenderung memiliki musuh bukan yang datang dari samping tapi justru datang dari bawah oleh karena arus bawah tidak suka dengan tipe I yang terlalu bersifat vertikal.
Sedangkan sifat paradoks pada tipe F, antara lain, adalah visinya jauh ke depan tapi mudah menyerah. Tipe F layaknya seorang ideolog, pemimpin yang visioner, berani menghadapi arus yang melawannya, namun, sayangnya, kegigihannya seperti ‘hangat-hangat tahi ayam’, naik turun mengikuti mood-nya. Ketika ketidakstabilannya itu terbaca oleh lingkungannya mulailah muncul resistensi. Jika resistensi itu berlanjut pada skala yang lebih besar, apalagi jika ditambah persoalan-persoalan lain yang bersifat teknis dan non teknis, membuat ia cepat menyerah.
Pada tipe In, salah satunya, adalah generalis tapi tanggung, tidak tuntas. Tipe In memang serba bisa, responsif, cepat tanggap, pragmatis, dan berpikir holistik secara cepat, namun karena persentase pada empat belahan otaknya serba 50% yang membuat ia tidak menjalani pekerjaannya hingga tuntas.
Sekarang kita akan merinci masing-masing tipe kecerdasan. Kita mulai dari gambaran peran otaknya. Masih ingat kan bahwa setiap kita memiliki satu, hanya satu dan tidak lebih, kecerdasan dominan sehingga pada kecerdasan dominan itulah porsi analogis peran otak sebebar 100%. Jadi, pada tipe kecerdasan S dengan sendirinya porsi peran otaknya 100% pada limbik kirinya, sedangkan inferiornya berada pada I yang porsinya hanya sebesar 20%, adapun persentase T dan F-nya masing-masing + 40%; kalau T 45% maka F 35% atau sebaliknya. Mengenai profil keseharian S dapat diringkas dalam sepuluh sifat berikut ini: buktikan!, teliti, perhatian pada detail, menuntut bukti, rajin, pikiran terangkai, mendapatkan hasil, membutuhkan kepastian, suka mencontoh, suka non fiksi, dan kuat ingatan. Sesuai teori Pavlov tentang rangsangan dan hambatan, tipe S memiliki eksitasi tinggi dan inhibisi rendah. Artinya dirangsang dari luar (eksitasi) gampang dan tidak punya halangan (inhibisi) dari dalam untuk beraksi. Itulah kenapa tipe S ini mudah dibentuk, rajin serta berstamina. Kerena rajin dan berstamina itulah atau bugar karena hormon kortisolnya tinggi, tipe S cenderung memiliki keterikatan hubungan dengan harta, dimana ada hormon kortisol disitu ada duit; calon orang kaya.

Sekarang rincian untuk Tipe T. Berdasarkan persentase analogis, maka persentase otak neokortek kirinya sebesar 100%, dimana T berada. Berdasarkan teori menyilang superior-inferior, maka otomatis persentase F yang merupakan kelemahan orang T hanya sebesar 20%. Sedangkan persentase S dan I-nya masing-masing + 40%; atau jika S 45% maka I 35% atau sebaliknya. Lalu seperti apakah profil keseharaian kecerdasan T? Ini dia sepuluh yang paling menonjol: yaitu: “pikirkan!”, logis–rasional, kurang peka, dingin, jaga jarak, tanya data, kritis, tegas tuntut hak, maskulin. Apabila memakai teori Pavlov, maka tipe T memiliki eksitasi rendah dan inhibisi tinggi. Susah dirangsang dan pada saat yang sama punya halangan dari dalam yang besar. Orang ini susah digerakkan dan sulit bergerak sendiri. Kira-kira bisa disebut sebagai super defensif. Inisiatif dan kemandiriannya datang dari pikirannya, tetapi berhitung untuk beraksi. Meski super defensif, namun bertangan dingin, karena yang bekerja bukan ototnya tetapi kepalanya, sehingga cenderung memiliki kerkaitan dengan tahta; ya....calon penguasa.


Kini giliran Tipe I. Porsi peranan otaknya dapat dianalogikan sebagai berikut: Otak neokorteks kanannya yang ditempati I sebesar 100%, kecerdasan terlemahnya adalah S sehingga porsinya hanya sebesar 20%, sedangkan persentase T dan F-nya masing-masing + 40%; kalau T 45% maka F 35% atau sebaliknya. Adapun karakteristik sehari-hari yang ditampilkan tipe ini adalah : “bayangkan!”, gambaran besar, kreatif–unik, abstrak–teoritis, orientasi masa depan, pola beragam, analogi dan metafora, suka alternatif, suka cerita fiksi, hal besar dan strategis. Sementara eksitasi dan inhibisanya sama-sama rendah: Kesimpulannya orang seperti ini susah dirangsang, tapi tidak punya halangan dari dalam untuk beraksi. Dengan demikian tipe I ini hanya akan maju jika punya dorongan dari dalam, misalnya, ia punya mimpi. Apabila sudah terdorong dari dalam, maka tidak ada hambatan baginya untuk menjalankan programnya. Tipe seperti inilah yang sesuai dengan kemistri kata; calon pengusaha. Karena kualitas keputusannya sangat tergantung dari wawasan ilmunya (atau kata).

Sekarang Tipe F. Berdasarkan persentase analogis, peran limbik kanan sebagai mesin kecerdasan F-nya sebesar 100%, persentase T sebagai yang terlemah sebesar 20%, sedangkan persentase S dan I masing-masing + 40%; apabila S 45%, maka I 35% atau sebaliknya. Adapun sepuluh profil keseharian F yaitu: “rasakan...”, main hati, berorientasi pada orang, mengukur perasaan, hangat dan ramah, empatik dan simpatik, mudah tersinggung, suka ngobrol, meyakinkan, lembut dan penyayang. Jika memakai teori Pavlov, tipe F sama-sama memiliki eksitasi dan inhibisi tinggi. Mudah dirangsang dari luar tapi hambatan dari dalamnya juga besar terutama datang dari suasana hatinya yang cepat berubah-ubah, sehingga tidak mudah untuk beraksi. Akibatnya tipe F ini lebih mudah jika memanfaatkan potensi yang lain yaitu menebarkan cintanya yang punya stok banyak. Tipe seperti inilah yang cenderung berkemistri cinta; calon pemimpin.


Terakhir, rincian untuk tipe In. Inilah kecerdasan yang serba bisa tapi pada saat yang sama juga serba setengah. Porsi peran otaknya tidak memiliki sisi inferior seperti yang lain, karena selain In yang 100%, empat yang lain semuanya 50%. Adapun sepuluh gambaran kesehariannya: “ayo..cepat!”, spontan, naluri, senang terlibat, pragmatis, generalis, menolong, to the point, temannya banyak, mudah adaptasi, traumatik, pendamai. Tipe In tidak punya eksitasi dan inhibisi yang artinya orang tipe ini spontan, responsif, penolong. Tipe seperti inilah yang berkemistri dengan bahagia; calon pegiat nirlaba.
Lantas bagaimanakah cara belajar yang harus dilakukan setiap mesin kecerdasan? Apakah ada perbedaan cara masing-masing kecerdasan? Perhatian uraian berikut ini: Tipe S yang jago mengingat mesti rajin menghafal. Tipe T yang jago menalar harus rajin membuat skema pelajaran. Tipe I yang jago spasial mesti rajin berkreasi sendiri. Tipe F yang jago auditori harus rajin berdiskusi pelajaran. Dan tipe In yang jago merangkum sebaiknya belajar secara deduktif. Inilah salah satu perbedaan mendasar dari In dengan keempat tipe lainnya, yakni sementara keempat tipe yang lain induktif (dari detil ditarik kesimpulan), In justru belajar dengan cara deduktif (dari kesimpulan diuraikan ke detail). 

Minggu, 10 November 2013

APA ITU STIFIn ?

INFO DAN PENDAFTARAN TES STIFIn Makassar sekitarnya: 085.341.977.779

Tes STIFIn adalah tes yang dilakukan dengan cara menscan kesepuluh ujung jari anda (mengambil waktu tidak lebih dari satu menit). Sidik jari yang membawa informasi tentang komposisi susunan syaraf tersebut kemudian dianalisa dan dihubungkan dengan belahan otak tertentu yang dominan berperan sebagai sistem-operasi dan sekaligus menjadi mesin kecerdasan anda.

Ilmu tentang sidik jari sudah berkembang ratusan tahun yang lalu. Hanya saja dunia akademik seperti belum menerima sepenuhnya walaupun sudah terbukti dalam berbagai bidang pengalaman, seperti dunia militer (peperangan) dan kepolisian (kriminalitas, detektif, inteligen), perusahaan/organisasi (rekrutmen), dan berbagai dunia terapan (seperti pemasaran, olahraga, kesenian dll). Sebenarnya, penelitian-penelitian yang menunjukkan bahwa sidik jari dapat digunakan mengidentifikasi perkembangan otak, telah berlangsung sejak jaman Plato.

Dermatoglyphic (ilmu sidik jari) mempunyai dasar ilmu pengetahuan yang kuat karena didukung penelitian sejak 300 tahun lalu. Para peneliti menemukan, bahwa sidik jari memiliki kode genetik yang secara ilmiah dapat dihubungkan dengan sel otak dan jenis kecerdasan/kepribadian seseorang. Mereka adalah Govard Bidloo (1685), Marcello Malpighi (1686), J.C.A. Mayer (1788), John E. Purkinje (1823), Dr. Henry Faulds’ (1880), Francis Galton (1892), Harris Hawthorne Wilder (1897), Noel Jaquin (1958), Beryl B. Hutchinson (1967), Beverly C. Jaegers (1974).

John E.Purkinje (1823) Profesor Anatomi di Universitas Breslau, yang pertama kali mengklasifikasikan pola sidik jari menjadi sembilan kategori. Ahli neuroscience pemenang hadiah Nobel Tahun 1986 Dr. Rita Levi asal German, pada awalnya hanya mengembangkan ilmu sidik jari untuk keperluan militer dan diperluas kegunaannya untuk mempersiapkan tim olimpiade Rusia & China. Sekarang telah digunakan meluas untuk kepentingan publik.

Sungguh indah peradaban dunia ke depan jika sebagian besar orang telah memiliki keahlian selagi masih muda-muda. Serahkanlah segala sesuatu kepada ahlinya, dan mereka yang ahli itu ternyata masih muda-muda. Maka produktivitas dunia era itu telah meningkat beberapa kali lipat. Itulah mimpi adanya dampak positif dari penyebaran tes Stifin ini.

Selalu akan ada yang kontra dengan tes sidik jari ini, tetapi pada akhirnya orang akan menerima teknologi ini seperti ketika anda memeriksakan golongan darah anda. Daripada debat-kusir berdebat pro kontranya metode ini, lebih baik keluarkan Rp 250 ribu sekali seumur hidup anda, untuk mencicipi lebih awal riwayat keberhasilan anda.

Jumat, 05 Juli 2013

Selasa, 02 Juli 2013

Senin, 17 Juni 2013

Taklukan Bos INSTINCT

INFO DAN LAYANAN TES STIFIn Makassar sekitarnya: 085.341.977.779
Bos ber-MK #INSTINCT adalah bos yang serba bisa, egaliter, temperamental, responsif, plin-plan, kompromis. Bila kamu punya BOS seperti itu maka inilah cara menaklukkannya.

Prinsip dasar untuk menaklukkan setiap BOS #INSTINCT

Prinsip dasar untuk menaklukkan setiap BOS adalah selalu masuk melalui Mesin Kecerdasannya (MK).
  1. BOS #INSTINCT itu temperamental, jadi jangan stres kalau dia lagi marah, nanti nggak lama juga reda sendiri. 
  2. BOS #INSTINCT itu kompromis, jadi jika ada perbedaan (apapun itu), kompromikan saja dengannya. 
  3. BOS #INSTINCT itu responsif, jadi kamu juga harus cepat merespon apapun yang jadi permintaan dia. 
  4. BOS #INSTINCT itu serba bisa, dan terkadang dia menuntut yang sama darimu, jadi siapkan dirimu. 
  5. BOS #INSTINCT itu suka kesederhaaan. Jangan bicarakan hal yang kompleks. Jangan berlebih dlm penampilan. 
  6. BOS #INSTINCT itu bicaranya todepoin, jadi jangan muter-muter ngomongnya. Tanya harga kasih tahu harga. 
  7. BOS #INSTINCT itu rela berkorban untuk kepentingan yang lebih besar. Milikilah mentalitas yang sama dengannya. 

Kalau kamu sudah praktekkan yg diatas maka kamu akan disayang sama si BOS. Saatnya jalankan prinsip kedua. Prinsip yg kedua adalah bantu si BOS lakukan apa yang jadi kelemahannya. Sehingga dia akan selalu butuh kita. BANTU si Bos jalankan kelemahannya, bukan meMANFAATKAN kelemahannya.
  1. BOS #INSTINCT itu suka plin-plan, maka bantu dia buat keputusan. Berikan semua informasi yang Ia butuhkan. 
  2. BOS #INSTINCT itu serba tanggung, tdk ada satu hal spesifik yg menonjol. Bantu dia lakukan hal2 spesifik itu. 
  3. BOS #INSTINCT itu krg ambisius, mk pancing dia untuk punya ambisi lbh besar dimana kamu akan ikut terangkat. 

Ketika dua prinsip itu sudah kamu jalankan niscaya si BOS akan takluk dan bergantung sama kamu.

Bagaimana jika sayalah si BOS #INSTINCT itu? 

Pertama, bersyukurlah kalau Anda punya anak buah yang mempraktekkan saran saya diatas.
Kedua, jalankan kepemimpinan Anda dengan bertumpu pada kekuatan #INSTINCT. Simak berikut ini:
  1. BOS #INSTINCT adalah penghubung yang baik, maka ciptakan sinergi hubungan yang ideal dimanapun berada. 
  2. BOS #INSTINCT itu serba bisa, jadilah tangan kanan dari bos2 yang lebih tinggi atau bahkan dari pemilik. 
  3. BOS #INSTINCT memiliki kekuatan moral & spiritual yg tinggi, jadilah sumber energi positif dimanapun berada 
  4. BOS #INSTINCT mampu menjadi teladan tim untuk memberikan kontribusi maksimal untuk organisasi. 
  5. BOS #INSTINCT harus mampu menempatkan dirinya sebagai atasan yang ditokohkan. 

Taklukan Bos FEELING

INFO DAN LAYANAN TES STIFIn Makassar sekitarnya: 085.341.977.779
Bos ber-Mesin Kecerdasan #FEELING adalah bos yang demokratis, populis, moody, bersahabat, suka delegasi, fokus pada orang. Bila kamu punya BOS seperti itu maka inilah cara menaklukkannya.
Prinsip dasar untuk menaklukkan setiap BOS #FEELING
Prinsip dasar untuk menaklukkan setiap BOS #FEELING   adalah selalu masuk melalui Mesin Kecerdasannya (MK). 
  1. BOS #FEELING itu sering mut2an alias moody, jadi harus pandai tentukan kapan ajukan proposal kapan laporan. 
  2. Kalau ajukan proposal saat moodnya jelek, bakal ditolak. Tp lapor gagal saat mood nya bagus, dia akan terima. 
  3. BOS #FEELING itu pandai merayu, kalau dia mulai bermanis kata, artinya dia akan delegasikan pekerjaannya ke kamu. 
  4. BOS #FEELING itu lbh sering pakai hati drpd kepala, jadi senangkn hatinya, buat dia nyaman bekerja denganmu. 
  5. BOS #FEELING itu keras hati,kalau dia sudah yakin akan sesuatu maka dia akan go all the way, jadi siapkan dirimu. 
  6. BOS #FEELING itu flamboyan, suka tebar pesona, fansnya banyak, maka jadilah fans terdekatnya. 
  7. BOS #FEELING itu mementingkan keharmonisan tim, jadi jangan lakukan apapun yang merusak harmoni. 
  8. BOS #FEELING itu menghargai persahabatan, jadi jangan jaga jarak dengannya. Jadikan dia sahabat.
Kalau kamu sudah praktekkan yg diatas maka kamu akan disayang sama si BOS. Saatnya jalankan prinsip kedua.

Prinsip yg kedua adalah bantu si BOS lakukan apa yang jadi kelemahannya. Sehingga dia akan selalu butuh kita. Ingat, BANTU si Bos untuk berjalan.
  1. Lakukankan kelemahannya, bukan meMANFAATKAN kelemahannya. 
  2. BOS #FEELING itu malas mikir, maka bantu dia berfikir. Jangan persulit. Sodorkan solusi, bukan masalah. 
  3. BOS #FEELING itu mendelegasikan atas dasar percaya, maka jaga amanahnya, berikan hanya yang terbaik. 
  4. BOS # FEELING itu kadang subjektif, maka bantu dia melihat data dan faktanya, menimbang semua informasi. 
Ketika dua prinsip itu sudah kamu jalankan niscaya si BOS akan takluk dan bergantung sama kamu.
Bagaimana jika Sayalah si BOS #FEELING itu? 
Pertama, bersyukurlah kalau Anda punya anak buah yang mempraktekkan saran saya diatas. 
Kedua, jalankan kepemimpinan Anda dengan bertumpu pada kekuatan #FEELING. Simak berikut ini: 
  1. BOS #FEELING jago meyakinkan orang, gunakan itu untuk dapatkan kepercayaan dari orang lain. 
  2. BOS #FEELING jago diplomasi, gunakan itu untuk mendapatkan deal yang terbaik. 
  3. BOS #FEELING jago mengkader orang, gunakan itu untuk membangun tim yang kuat dan hebat. 
  4. BOS #FEELING jago memotivasi, gunakan itu untuk membakar semangat militansi tim berjuang kejar target.
  5. BOS #FEELING harus memiliki mental sebagai seorang ideolog yang memperjuangkan idealisme

Taklukan Bos INTUITING


Bos ber-Mesin Kecerdasan INTUITING adalah bos yang transformasional, visioner, suka perubahan, kreatif, bosenan. Bila kamu punya BOS seperti itu maka inilah cara menaklukkannya.

Prinsip dasar untuk menaklukkan setiap BOS INTUITING

Prinsip dasar untuk menaklukkan setiap BOS INTUITING adalah selalu masuk melalui Mesin Kecerdasannya (MK).
Prinsip yg kedua adalah bantu si BOS lakukan apa yang jadi kelemahannya. Sehingga dia akan selalu butuh kita.

BOS #INTUITING itu suka perubahan, jadi jangan kaku. Anda harus fleksible. Anda harus siap ikuti perubahannya.
  1. BOS #INTUITING itu kreatif dan penuh ide. Jangan patahkan idenya, ikuti permainannya, apresiasi gagasannya. 
  2. BOS #INTUITING itu bosenan. Jangan usul yang itu-itu saja. Beranilah untuk mencoba hal2 baru. 
  3. BOS #INTUITING itu suka tantangan. Jangan minta dia lakukan pekerjaan remeh-temeh. Tantang ide solutifnya. 
  4. BOS #INTUITING itu nggak suka detil. Jangan sodorkan dia laporan teknis dan detil. Cukup garis besarnya saja. 
  5. BOS #INTUITING itu menghargai kecerdasan, maka tampillah seperti org pintar. Jangan pasang tampang bloon. 
  6. BOS #INTUITING itu bercita rasa tinggi. Jangan pernah sajikan hasil kerja yg ecek2. Sajikan hanya yg berkelas. 
Kalau kamu sudah praktekkan yg diatas maka kamu akan disayang sama si BOS. Saatnya jalankan prinsip kedua.
Prinsip yg kedua adalah bantu si BOS lakukan apa yang jadi kelemahannya. Sehingga dia akan selalu butuh kita. Ingat, BANTU si Bos jalankan kelemahannya, bukan meMANFAATKAN kelemahannya.
  1. BOS #INTUITING lemah dalam eksekusi, maka bantu dia untuk menindaklanjuti semua idenya hingga tuntas. 
  2. BOS #INTUITING itu pelupa, maka bantu dia mengingat hal2 penting di pekerjaannya. Review perintahnya sendiri. 
  3. BOS #INTUITING itu melangit dan tidak pragmatis, maka bantu dia mengoperasionalkan ide2 hebatnya.
Ketika dua prinsip itu sudah kamu jalankan niscaya si BOS akan takluk dan bergantung sama kamu.

Bagaimana jika sayalah si BOS #INTUITING itu? 
Pertama, bersyukurlah kalau Anda punya anak buah yang mempraktekkan saran saya diatas.
Kedua, jalankan kepemimpinan Anda dengan bertumpu pada kekuatan #THINKING. Simak berikut ini: 
  1. BOS #INTUITING harus bisa menciptakan produk atau jasa yang revolusioner. Berbeda dari yang lain. 
  2. BOS #INTUITING harus mampu menyajikan hasil kerja yang berkelas atau bercita rasa tinggi. 
  3. BOS #INTUITING harus mampu menghasilkan inovasi dalam apapun yang jadi pekerjaannya. 
  4. BOS #INTUITING harus mampu menghasilkan terobosan yang tidak terpikirkan oleh orang lain. 
  5. BOS #INTUITING harus memiliki mental sebagai pengusaha yang inovatif.